Pengertian Total Quality
Management
Total Quality Management adalah pendekatan manajemen pada
suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari
keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi
(sumber daya manusianya) dan masyarakat.
Definisi Total
Quality Management menurut Para Ahli
Menurut Gaspersz (2001:4), “TQM didefinisikan sebagai suatu
cara meningkatkan performansi secara terus-menerus (continuous performance
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia
dan modal yang tersedia.”
Menurut Purnama (2006:51), “TQM adalah sistem terstruktur
dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didisain untuk menciptakan
budaya perusahaan yang memiliki fokus terhadap konsumen, melibatkan partisipasi
aktif pekerja, dan perbaikan kualitas terus-menerus dengan tujuan agar sesuai
dengan harapan konsumen.”
Hitt, Ireland dan Hoskisson
(2001:223) mengatakan “TQM adalah inovasi manajerial
yang menekankan komitmen total organisasi kepada pelanggan dan
untuk terus-menerus melakukan perbaikan setiap proses melalui penggunaan
pendekatan pemecahan masalah, digerakkan oleh data, didasarkan pada
pemberdayaan kelompok- kelompok dan tim-tim karyawan.”
Tujuan Total
Quality Management
Tujuan utama TQM adalah untuk dapat bersaing dan unggul
dalam persaingan global dengan mengoptimalkan kemampuan dan sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan secara berkesinambungan, sehingga dapat memperbaiki
kualitas barang dan jasa. Secara umum TQM merupakan suatu sistem manajemen
dengan tujuan untuk dapat meningkatkan produktivitas karyawan, atau dengan kata
lain TQM dimaksudkan untuk dapat memproduksi barang dan atau jasa yang
berkualitas tinggi dengan metode yang memadukan keterampilan manajerial dan operasional
secara efektif dan efisien, sehingga dapat menimbulkan kepuasan bagi semua
pihak yaitu tenaga kerja, perusahaan, dan pelanggan.
Manfaat Total
Quality Management
b. TQM menguinspirasi
pekerja untuk memberikan mutu terbaik dalam setiap aktifitas.
c. TQM menyalurkan
prosedur yang penting untuk memperoleh hasil yang unggul.
d. TQM membantu untuk
secara kontinyu menguji semua proses untuk membuang hal yang tidak diperlukan
dan hal yang tidak produktif.
e. TQM mendukung
perusahaan untuk benar-benar mengerti persaingan yang ada dan untuk membangun
strategi perang yang efektif.
f. TQM membantu
untuk membangun prosedur yang baik untuk komunikasi dan menghargai kerja yang
baik.TQM membantu untuk mengulas proses apa yang diperlukan untuk membangun
strategi perkembangan secara kontinyu.
Unsur Total
Quality Management
Menurut Nasution (2004 : 22), dalam penerapan TQM, ada 10
unsur utama yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis (1994) dijelaskan sebagai
berikut
1.
Fokus pada pelanggan
2.
Obsesi terhadap kualitas
3.
Pendekatan ilmiah
4.
Komitmen jangka panjang
5.
Kerjasama tim ( Teamwork)
6.
Perbaikan sistem secara berkesinambungan
(continuous improvement)
7.
Pendidikan dan pelatihan
8.
Kebebasan yang terkendali
9.
Kesatuan tujuan
10.
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Prinsip Total
Quality Management
Menurut Hensler dan Brunell ( dalam Scheuing dan
Christopher, 1993 : 165-166), ada empat prinsip utama dalam TQM yang dijelaskan
sebagai berikut :
1.
Kepuasan Pelanggan
2.
Respek Terhadap Setiap Orang
3.
Manajemen Berdasarkan Fakta
4.
Perbaikan Berkesinambungan
Metode Total
Quality Management
1. Metode W. Edwards Deming
Selama ini Deming dikenal sebagai Bapak gerakan TQM. Deming
mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi kualitas di Jepang, yaitu dengan
memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan masalah dan pengendalian
proses statistic (statistical process control = SPC). Deming menganjurkan
penggunaan SPC agar perusahaan dapat membedakan penyebab sistematis dan
penyebab khusus dalam menangani kualitas. Ia berkeyakinan bahwa perbedaan atau
variasi merupakan suatu fakta yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan
industri.
·
Siklus Deming (Deming Cycle)
Siklus ini dikembangkan untuk menghubungkan antara operasi
dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua bagian dalam
perusahaan (riset, desain, operasi, dan pemasaran) secara terpadu
dan sinergi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Ross, 1994: 237). Siklus Deming
adalah model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward Deming
yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yang dikenal
dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act)
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok / sesuai untuk
digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau
jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Satu
kontribusi Juran yang paling terkenal adalah Juran’s Three Basic Steps to
Progress, diantaranya :
·
Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar
kesinambungan yang dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak.
·
Mengadakan program pelatihan secara luas.
·
Membentuk komitmen dan
kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
3. Metode Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan
pencegahan. Dalil manajemen kualitas menurut Crosby adalah sebagai
berikut :
·
Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.
Pada awalnya kualitas diterjemahkan sebagai tingkat
kebagusan atau kebaikan (goodness). Definisi ini memiliki kelemahan, yaitu
tidak menerangkan secara spesifik baik / bagus itu bagaimana. Definisi kualitas
menurut Corsby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan (conformance to
requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratannya maka suatu barang atau
jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan tersebut dapat berubah sesuai
dengan keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah,
teknologi, serta pasar atau persaingan.
·
Sistem Kualitas adalah pencegahan
Pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian
(appraisal). Suatu produk dinilai pada akhir proses. Penilaian akhir ini hanya
menyatakan bahwa apabila baik, maka akan diserahkan kepada distributor,
sedangkan bila buruk akan disingkirkan. Penilaian seperti ini tidak
menyelesaikan masalah, karena yang buruk akan selalu ada. Maka dari itu,
sebaiknya dilakukan pencegahan dari awal sehingga output-nya dijamin bagus
serta hemat biaya dan waktu. Dalam hal ini dikenal the law of tens. Maksudnya,
bila kita menemukan suatu kesalahan di awal proses, biayanya cuma satu rupiah.
Akan tetapi, bila ditemukan di proses kedua, maka biayanya menjadi 10 rupiah.
Atas dasar itulah sistem kualitas menurut Corsby merupakan pencegahan.
·
Kerusakan Nol (zero defect) merupakan standard
kinerja yang harus digunakan
Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati
(close enough concept), misalnya efisiensi mesin mendekati 95 persen. Namun,
coba dihitung berapa besarnya inefisiensi 5 persen bila dikalikan dengan
penjualan. Bila diukur dalam rupiah, maka baru disadari besar sekali nilainya.
Orang sering terjebak dengan nilai persentase, sehingga Crosby mengajukan
konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila perusahaan melakukan
sesuatu dengan benar sejak pertama proses dan setiap proses.
Referensi
http://cheesterzone.blogspot.co.id/2011/10/manfaat-dan-tujuan-tqm.html